Sifat Qidam Bagi Allah Menunjukkan Bahwa Allah

Sifat Qidam Bagi Allah Menunjukkan Bahwa Allah

Apakah artinya bahwa Tritunggal adalah Allah dalam tiga Pribadi?

Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya dan senantiasa taat kepada perintah-Nya. Mereka memiliki berbagai tugas dan fungsi yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan alam semesta. Malaikat juga memiliki sifat-sifat khusus yang membedakan mereka dari makhluk lain.

Sifat-sifat malaikat dapat dibagi menjadi dua, yaitu sifat-sifat umum dan sifat-sifat khusus. Sifat-sifat umum adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh semua malaikat, sedangkan sifat-sifat khusus adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh sebagian malaikat saja.

Sifat-sifat umum malaikat adalah sebagai berikut1:

Sifat-sifat khusus malaikat adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh sebagian malaikat saja, tergantung pada jenis dan tugas mereka. Beberapa contoh sifat-sifat khusus malaikat adalah sebagai berikut2:

Perilaku malaikat adalah perilaku yang mencerminkan kepatuhan, kesucian, kebaikan, dan kecintaan mereka kepada Allah. Perilaku malaikat juga dapat menjadi teladan bagi manusia untuk menghiasi diri mereka dengan akhlak mulia. Beberapa contoh perilaku malaikat adalah sebagai berikut3:

Source: (1) (DOC) MAKALAH IMAN KEPADA MALAIKAT.docx – Academia.edu. (2) (DOC) Mengenal Sifat Malaikat dan Tugasnya – Academia.edu. (3) (PDF) Iman Kepada Allah dan Malaikat – Academia.edu.

[vc_row][vc_column][vc_custom_heading text=”Ali Asrun Lubis, M.Ag” font_container=”tag:h2|text_align:center|color:%233faa05″][vc_text_separator title=”Wakil Dekan Bidang Akademik FTIK” color=”vista_blue” style=”shadow” border_width=”9″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/3″][vc_single_image image=”12085″ img_size=”500×600″ alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column][vc_column width=”2/3″][vc_wp_text]Catatan Penulis:

[upside_sticky class=”sticky-note sticky-green”]Berbuat zalim terhadap orang lain begitu mudah dilakukan oleh sebahagian orang, perlu kita ketahui bahwa pelaku kezaliman yang paling berdosa adalah kezaliman yang dilakukan oleh para penguasa terhadap rakyatnya. Di tengah kesulitan dan himpitan hidup yang di alamai oleh rakyat  para penguasa mengambil kebijakan yang merugikan dan memberatkan hidup rakyatnya. Lebih dari itu kezaliman orang tua terhadap anaknya, orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan agama anak.[/upside_sticky]

[/vc_wp_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_tta_tabs style=”modern” shape=”square” color=”green” spacing=”4″ gap=”1″ autoplay=”3″ active_section=”1″ pagination_style=”flat-square” pagination_color=”sandy-brown”][vc_tta_section title=”Halaman 1″ tab_id=”1543573635766-28f62ff5-0821″][vc_wp_text]

Pimpinan dalam sebuah lembaga yang kurang memperhatikan kepentingan para pegawai dan stafnya. Kelakuan-kelakuan tersebut merupakan bentuk kezaliman yang oleh Allah Swt memurkai para pelakunya. Allah Swt mengancam para pelaku kezaliman tersebut dengan firmannya : QS. Asysyura: 42

Artinya: sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang menzalimi manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu bakal merasakan azab yang amat pedih.

Para pelaku kezaliman seolah lupa bahwa Allah SWT selalu mengawasi perilaku mereka. Lalu mengapa Allah SWT seolah membiarkan kezaliman mereka ?. jawabnya adalah tidak lain karena Allah SWT menunda siksa atas mereka di hari akhirat kelak nanti sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT :QS.Ibrahim : 42

Artinya : janganlah engkau mengira bahwa lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim, sesungguhnya Allah hanya menangguhkan sisksaan atas mereka hingga tibanya hari yang pada waktu itu mata-mata mereka terbelalak, saat itu mereka datang tergesa-gesa dengan mengangkat kepala mereka, sementara mata mereka tidak berkedip dan kalbu mereka kosong.

Saat ini para pelaku kezaliman mungkin masih bisa selamat dari azab Allah SWT dan merasa bebas melakukan berbagai kezaliman, namun mereka harus sadar bahwa di akhirat mereka baru akan merasakan siksaan yang amat mengerikan. Sebagaiman firman Allah SWT QS. Ash-shu’araa: 227

Artinya : kelak orang-orang zalim itu akan tahu kemana mereka akan dikembalikan.

Rasul SAW bersabda: ”siapa saja yang menipu kami bukanlah termasuk golongan kami” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).

Rasul juga memberikan ancaman bagi orang-orang yang zalim dengan Sabdanya : “Kezaliman akan berubah menjadi kegelapan pada hari kiamat nanti (HR. Bukhari-Musli. Tirmidzi dan Ahmad).

[/vc_wp_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”Halaman 2″ tab_id=”1543573635766-d19060a5-b125″][vc_wp_text]

Dalam hadits yang lain Rasul juga mengingatkan bahwa :

“setiap kalian adalah peminpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertangngungjawaban atas yang dia pimpin.

(HR. Bukhari-Musli. Abu daud, Tirmidzi dan Ahmad).

Bahkan Rasul menyampaikan ancaman berupa azab neraka bagi pemimpin mana saja yang melakukan kezaliman

”Pemimpin mana saja yang dimintai mengurus rakyat, sementara dia menipu rakyatnya maka kelak dia dimasukkan ke dalam neraka”

Pelaku kezaliman jelas tidak akan masuk surga, Rasul SAW bersabda : ”siapa saja yang telah Allah jadikan pemimpin, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, maka surga Allah haram atas dirinya”.

Dalam sabda yang lain juga beliau mengatakan:

”Tidaklah sepuluh orang penguasa melainkan mereka akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan tangan mereka dibelenggu ke lehernya. Boleh jadi keadilan mereka (di dunia) membebaskan diri mereka. Dan boleh jadi pula kezaliman mereka (di Dunia) menjadikan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”

Tidak kalah mengerikannya lagi Rasulullah secara Khusus mendo’akan keburukan atas para penguasa yang zalim. Do’a Rasul SAW tersebut tentu saja pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau bersabda :

“Ya Allah, siapa saja yang mengelola urusan apapun dari urusan ummat ini, lalu dia bersikap lembut kepada mereka, maka perlakukanlah dia dengan lembut. Tetapi jika dia bersikap membebani mereka, maka bebanilah dia.”

(HR. Muslim dan Ahmad).

[/vc_wp_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”Halaman 3″ tab_id=”1543573649072-afb08758-6439″][vc_wp_text]

Beliau juga memberi ancaman:

“Siapa saja yang mengurusi satu urusan kaum Muslim, lalu dia tidak memenuhi kebutuhan hajat dan keperluan mereka, maka Allah pun tidak akan memenuhi kebutuhan, hajat dan keperluan dia di Akhirat kelak.”

(HR. Abu Daud, Al-Hakim dan Ath-Thabrani).

Dalam kitab Al-Kabair, Adz-Dzahabi juga menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

”ada dua golongan manusia dari kalangan ummatku yang tidak akan pernah mendapatkan syafaatku, yakni penguasa yang zalim yang menipu (rakyatnya) dan terlebih-lebih dalam agama.”.

“manusia yang akan mendapatkan azab yang paling keras pada hari kiamat adalah penguasa yang zalim.”

(Adz-Dzahabi, Al-Kabair, I/25).

Lalu bagaimanakah sikap yang harus kita amnbil sebagai ummat Islam ? jelas kita tidak boleh membiarkan para penguasa zalim seperti ini. Jika kita membiarkan mereka maka kitapun akan diancam Oleh Rasul SAW sebagaimana sabdanya :

“akan ada penguasa yang fasik dan zalim, siapa saja yang membiarkan kedustaan mereka dan membantu kezaliman mereka, dia bukanlah termasuk golonganku dan akupun bukan termasuk golongan dia.”

(HR. An-Nasa’i dan Ahmad).

[/vc_wp_text][/vc_tta_section][/vc_tta_tabs][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

RHEMA HARI INI Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Hari itu, setelah pulang sekolah menggunakan kendaraan umum, Dina duduk bersebelahan dengan seorang yang berbeda keyakinan. Pada awalnya, keduanya hanya saling diam, namun tiba-tiba saja, pria yang duduk di sebelah Dina memulai percakapan. Dalam perbincangan mereka, mereka sampai pada suatu pertanyaan mengejutkan, “Orang Kristen itu Tuhannya tiga, ya, Mbak?” Pertanyaan tersebut membuat Dina terkejut. Dina yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA itu cukup kebingungan untuk menjelaskan tentang Allah Tritunggal.

Berbekal pelajaran agama di sekolah, Firman Tuhan yang ia dengar dan baca, Dina berusaha menjelaskan pada Bapak tersebut. Perdebatan pun terjadi, karena si Bapak masih menganggap bahwa Tuhannya orang Kristen ada 3. Dina tetap berusaha meyakinkan bahwa Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus itu adalah pribadi yang sama, artinya Tuhan hanya ada satu dengan 3 Pribadi yang berbeda. Bapak itu pun terus meminta Dina untuk membuktikan bahwa Allah hanya ada satu saja.

Ya, ketritunggalan Allah memang harus diterima dengan iman percaya. Sebaik apapun kita berusaha menjelaskan kepada orang yang tidak percaya, maka penjelasan kita itu tidak akan memberi dampak yang berarti. Itu sebabnya konsep Tritunggal Allah harus kita terima dengan iman percaya. Ketika hati kita mau terbuka dan percaya, maka Roh Kudus akan terus memperjelas ketritunggalan Allah kepada kita. Seiring dengan berjalannya waktu, kita akan semakin mengenal Tuhan dengan lebih dalam dan kita akan memperoleh berkat yang semakin berlipatganda melalui pengenalan kita itu. (LEW)

RENUNGAN: Kalau kita mau MENGALAMI Allah Bapa, Allah anak, dan Allah Roh Kudus, maka kuncinya adalah PERCAYA.

APLIKASI 1. Apakah Anda percaya bahwa kita memiliki Allah Tritunggal? Jika belum, mengapa? 2. Menurut Anda, mengapa Allah harus memiliki ketritunggalan dalam hidup kita? 3. Komitmen apa yang akan Anda ambil supaya Anda bisa mengalami Pribadi Tritunggal Allah?

DOA UNTUK HARI INI Tuhan, kami bersyukur karena ketritunggalan-MU membuat kami dapat mengalami kehidupan yang senantiasa sejalur dengan rencana-MU. Kami mau membuka hati kami untuk terus mengenal-MU lebih dan lebih dalam lagi. Kami percaya anugerah-MU akan terus bertambah dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin

BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 57-59; Roma 4

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 23 0 R] /MediaBox[ 0 0 516 728.6] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ­<ÙrG’ïŠÐ?ô#Ú!4»ªút8Kê˜ÑŒåѬåØØ�ç¡)P ¤!`Ú¯ßʬ+ëj�ëÑ€�®¬¬¼�êBŸ]웯ӗCñÓOg‡ÃôåæzU|>»|8îÿuöéûãõÙÇi½ÙM‡ÍÃîì×ãÕn½{x8\ïÏÏ‹Ë7¯‹ËO/_œ½cÅP|úúò+jù?Vôu5ð¶èÆâÓýËu±†�¿¼|ñyñ·rÙ.ŽûrÉêÅnº+Å¢øXŠnq ÷w«�¼�[ø>튋’±Åzº/—|1ïËañ çÞMïå¿ŠO{ùâ­¤¨14°¾«šÁÐðy±àÎÞñ€jÖ�UífüT×¢?ï䟦9_òF^\vç|'ÿÿ‡ÚZÉ¿µ�ÿÆsÆà�s!/SC¬9WeÆ9«ZGn—a‹ó–‚å¸ç¼§`¿”Ë~ñPe¡›º4Ï‚5,�­£`¡àØèq’E× Çk–ì<Ñ‘ÂE(òn¬úÓüˆZ²Íóp€xô7BÊÓZRQW¬øôåó‚5}4µ)óçJ!·½›‹3é’à?t*I#ýLÚ-/DßW¬•k5Òäx±¿~ùâëd¨šÈ?ñ_ñöÃë¢8ûÑàÃë÷oŠÚsñ6¤“I)nN¯%óám¹ìÀØšÅ[pàŸKÆðõ |àŽ¾/y+™’W¿‚eâ×wÒ›5̧¬ÉpP]2o]]%|Po©Î¬´Ô„|(Y¯îý÷.,™/—"Öp’;üלù’†@PTŸ‘༕6k«º-Ú‘W¢¥ü¼".¥è4�)YCˆGjÕ0Bþbùø­dBñ¦ØwªC8ûÃ…¾É9A—RèÛ¯ ÆíX�œÍ+XfÕlÎÊŠŸý<íÖÅb³Z¾S&'cqÅû¢•>2Œÿ ®ïÊVf�aqRüqn ‘BË;k<¬³t6ž3‰Ð™8¥µzè>ˉü^.‡Å$)Ý™­©¿+¸µ‚�c9"ô�L�¡nü˜QWµŒK) éüR ¬«ØPô|¨úCÁýPì”·å½G¸`¼b’òAÆhC9�Ï©ÀÒ%ä)¤}÷âíO*¾íej;yO@8äBìóÃ;„!V´mçŒíýJÕ&‡ý$ÿ2YÃdBS/dó¦ÏR6SµV+ã�eôãu)=v�~û.'¼ü^ !/ÓT�2‰h²¥UÍ#Ø-²Žë>âå´‘¨…¸ÓÊz H¹s÷7%Š ¾p’$ôaX£T ;”®¸®5Λx@¡Eê¾Âô .õêÓ-bÛË…ÜÍ÷@‘®=÷8ÚÉ­V¬ nbF|‚¼‰#†ˆ”¶nl§ H+ÐØŒh�·½WÚQ­ÊÎPÿÍ3ª×ÐÃx¯õ¦–Gw”) WRy%¯;3é^CÂðà7xyïŒtçîš9O2Þ+'¼#:²Œ\9é(AM;AÞ¤¡¦üÍ™ûUÌôÍ×<±ÖPj¹£Ïªœ°ŠíBIí;lqÚÆ)ØLžW3´ÎOådC·ÐšÛƒ³J²ÈʆqXöU‰™Ÿ‹A‹æNÓwbÓwcÊ‘ŽHµ1.�á.”žâƒ‚(GQò;hKÖš ê8“p À··X ¨‹ý•2{5‘Ø$1¼¯r¥_7@„ô0í<òvŽ(Šº aö›£õ«´¸Lé©÷WÍ•ÉÆDdúµ¡

TRIBUNPONTIANAK - Makhluk Allah SWT yang paling patuh dikenal sebagai Malaikat.

Malaikat sangat dekat kebaikan-kebaikan dan nilai terpuji.

Apakah arti Malaikat?

Menurut bahasa kata Malaikat berasal dari kata الملائكة merupakan kata jamak yang berasal dari kata mufrad malak الملك yang berarti kekuatan.

• Arti dan Perbedaan Jin, Iblis dan Setan, Mengenal Makhluk Gaib dalam Islam

Dalam mengemban misi dan tugasnya, para malaikat juga disebut dengan “arrusul” yang berarti para utusan Allah SWT.

Malaikat sebagai makhluk rohani yang bersifat ghaib.

Mereka diciptakan Allah dari Nur (cahaya).

Karena sifatnya ghaib, maka malaikat tidak dapat dilihat, didengar, atau diraba.

Mereka hidup di suatu alam yang berbeda dengan alam yang kita saksikan ini.

Tidak ada yang mengetahui tentang perihal keadaan mereka yang sesungguhnya, kecuali Allah SWT Malaikat disucikan Allah dari nafsu hayawaniyah, terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu, dan jauh dari segala perbuatan dosa.

Adapun inti beriman kepada malaikat ialah mempercayai keberadaannya sebagai makhluk ghaib ciptaan Allah SWT serta meyakini jenis-jenis tugas yang diamanahkan kepadanya.

Nama dan Tugas-Tugas Malaikat

Adapun tugas-tugas yang paling besar dilaksanakan oleh 10 malaikat, yaitu:

- Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Inti perayaan pada Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus adalah misteri Allah Tritunggal. Semua elemen tata perayaan Ekaristi diarahkan pada inti iman Kristiani ini, termasuk khotbah atau homili.

Tentu bukan hal mudah berkhotbah tentang kodrat Allah Trinitas. Daripada pusing dan membingungkan umat, kita sering menjumpai imam yang khotbahnya mencari jalan pintas untuk menghindari kerumitan esensi Trinitas.

Lantas, bagaimana misteri Allah Tritunggal dijelaskan?

Sewaktu penulis belajar di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pada 2016 silam, seorang dosen pengampu mata kuliah Trinitas memberikan kami tugas yang menarik sekaligus menantang.

Kami dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi instruksi untuk menjelaskan misteri Allah Tritunggal yang super rumit dengan gaya populer. Tugas ini harus diperagakan, direkam, dan diunggah ke akun YouTube setiap kelompok.

Sebagaimana para mahasiswa Teologi umumnya, topik apa pun kami upayakan untuk dinalar dan diekspresikan dengan banyak cara.

Menyadari sulitnya memikirkan kodrat Allah Tritunggal di dalam dirinya sendiri, kebanyakan kelompok memutuskan untuk membahasakan misteri ilahi ini dengan logika analogi.

Analogi adalah satu satu cara membahasakan Allah dengan mencari konsep yang memiliki kesamaan sekaligus perbedaan. Cara ini lazim dipakai oleh para teolog skolastik dahulu kala.

Alhasil, muncullah beberapa alternatif penjelasan berikut. Allah Trinitas itu seperti Rapika three in one (pelicin, pewangi, pelembut). Ketiga kelebihan Rapika menyatu di dalam satu kemasan.

Adapun sodoran lain, Allah Tritunggal itu bak minuman kopi susu yang bercampur kental di dalam secangkir air.

Alternatif lain yang familiar sekali dengan dunia kehidupan para seminaris, yakni gitar, suara, dan tali gitar. Allah Tritunggal itu bagai bunyi harmonis yang dihasilkan paduan body gitar, talinya, dan suara yang dihasilkan.

Ketiga analogi di atas kelihatan membuka keran kebuntuan penjelasan atas misteri Allah Tritunggal. Namun, rupanya terdapat celah yang bisa menyesatkan.

Analogi Rapika, kemasannya dikemanakan? Analogi kopi, susu, dan air, apa fungsi cangkir?

Analogi bunyi gitar, bagaimana menempatkan peran para pemain gitar? Gitar tidak akan menghasilkan bunyian tertentu kalau tidak digerakkan oleh seorang pemain.

Logika analogi kelihatan memiliki kelemahan fatal. Pendekatan ini hanya mengantar orang pada reduksionisme: menyederhanakan objek hingga menjadi buram. Inti pembahasan dengan demikian tersingkirkan.

Pendekatan sistematis

Di antara popularitas pendekatan analogis yang simplikatif, ada pula kelompok yang bersikeras memakai tilikan Teologi Sistematis.

Salah satu pendapat yang sering dikutip berasal dari teolog Karl Rahner. Sederhananya, Rahner menjelaskan misteri Allah Tritunggal demikian. Allah Bapa, pribadi ilahi pertama, adalah pencipta dan perancang karya penyelamatan atas ciptaan.

Tuhan Yesus, pribadi ilahi kedua, diutus sebagai eksekutor proyek penyelamatan tersebut.

Allah Roh Kudus adalah pribadi ilahi ketiga yang berperan menyempurnakan dan menguduskan proyek penyelamatan Allah.

Ketiganya memiliki peran dan pribadi berbeda, tetapi miliki satu kodrat sebagai Allah.

Penjelasan sistematis di atas sejauh ini diterima sebagai kebenaran teologis, tetapi sangat spekulatif-abstrak.

Orang-orang yang tidak belajar Teologi akan mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan Rahner.

Kalau demikian, apakah masih ada penjelasan yang benar, tetapi lebih mudah untuk dipahami banyak orang?

Alkitab Perjanjian Lama dan Baru adalah sumber legitimate dan paling dasariah dalam berteologi (menalar iman).

Alkitab, selain Tradisi Gereja, diterima Gereja Katolik sebagai kesaksian iman paling autentik tentang karya penyelamatan Allah yang beralur dari sejarah Bangsa Israel hingga fase hidup Yesus dan para Rasul yang dibimbing Roh Kudus. Karena itu, cara yang paling autentik adalah menjelaskan misteri Tritunggal dengan kitab suci.

Alkitab bukan traktat teologi atau akumulasi doktrin-doktrin moral dan dogma. Alkitab adalah narasi iman tentang Allah yang menyejarah di dalam pergulatan hidup manusia yang direpresentasikan oleh Bangsa Israel sampai pada para Rasul.

Pendekatan biblis dalam menerangkan misteri Tritunggal menggunakan gaya narasi. Bagaimana persisnya?

Dari mana kita mengenal Allah Bapa?

Kita mengenal sosok Allah Bapa karena Yesus berulang kali menceritakan kepada para murid-Nya dan para pendengar lain bahwa Ia memiliki Bapa dan ia diutus oleh Bapa (Bdk. Mat. 16: 27; 18: 10).

Sosok ilahi ini bukan Bapa Yesus sendiri. Yesus menyebutkan Bapa-Nya sebagai Bapa semua orang yang beriman (Bdk. Mat. 6: 9, 14-15, 18, 26, dan lain-lain).

Karena itu, kita juga menyebut sosok tersebut adalah Allah Bapa. Ada banyak teks Injil yang memberitakan Allah Bapa sebagai Bapa Yesus dan Bapa semua orang beriman.

Lalu, dari mana kita mengenal Allah Putra?

Kita mengetahui Allah Putra karena Yesus sering mengatakan Ia adalah Anak dari Allah Bapa yang mengutus diri-Nya (Bdk. Yoh. 1:14, 18; 6:57; 8:42). Tidak sedikit teks injil yang mengenakan kata Anak (dari Bapa) pada Yesus, sebutan tersebut entah berasal dari penulis injil, entah dari Yesus sendiri.

Terakhir, dari mana kita tahu bahwa terdapat Allah Roh Kudus yang patut kita sembah dan imani juga?

Tatkala hampir merampungkan petualangan misinya di bumi, Yesus berpamitan kepada para murid-Nya. Ia lantas berjanji kepada mereka Ia akan meminta kepada Bapanya untuk mengirimkan seorang Penolong yang lain (Bdk. Yoh. 14:16-17).

Sosok ilahi itu ialah “Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa, Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa.” (Bdk. Yoh. 15: 26, 16: 13). Pribadi Allah Roh Kudus sering diberitakan teks Injil dan teks-teks lain.

Bagian lain dari teks Injil berkali-kali membeberkan rahasia ketiga pribadi Allah, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19).

Sebenarnya orang Kristen tidak kekurangan sumber biblis untuk memahami dan meyakini bahwa Allah di dalam satu kodrat memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Meski demikian kita harus menerima bahwa kodrat Allah Tritunggal adalah sebuah misteri. Bila masalah memiliki jawaban, misteri tidak memiliki jawaban.

Selain itu, pengetahuan adalah kekuasaan. Bila manusia sudah mengetahui Allah secara total, membungkus Allah di dalam kotak intelektualitasnya, Allah tentu saja tidak lagi menjadi Allah. Yang menjadi Allah adalah manusia.

Karena dengan mengetahui tuntas tentang Allah, Allah tidak lagi mahakuasa atau misterius untuk manusia. Allah sudah dikuasai oleh pengetahuan manusia.

Maka, esensi Allah memang harus tetap tidak terjangkau secara total oleh fitrah intelek manusia baik secara ontologis maupun epistemologis.

Allah tetap sebagai Allah bukan hanya karena manusia tidak mampu memenjarakan Allah di dalam akalnya, tetapi memang akal dan bahasa terbatas untuk mengungkapkan Allah tidak yang terbatas.*

Staf Pengajar Filsafat dan Teologi Pra-Novisiat Claret, Kupang